Pentingnya Memahami Asbabul Wurud dalam Mempelajari Ilmu Hadits
Oleh : Dela Lusiana Kartini
Nabi Muhammad SAW diutus ke bumi ini oleh Allah SWT untuk memberikan contoh yang baik bagi umatnya. Maka wajarlah jika dalam hidup kita ini harus meneladani setiap bentuk tingkah laku beliau sepanjang hidupnya. Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini. Oleh karena itu, kita harus meneladani beliau. Dan semua perilaku dan tindak-tanduk beliau telah dicatat dalam hadits yang diucapkan oleh para sahabat beliau.
Sumber : pixbay.com Edit oleh : Altri Ramadoni |
Sangat penting untuk mempelajari ilmu hadits agar dapat meneladani Nabi Muhammad SAW. Dan dalam ilmu hadits ini terdapat asbabul wurud. Asbabul wurud hadits ada yang tercantum dalam matan hadits itu sendiri.
Asbabul wurud adalah alasan (sebab-sebab) adanya hadits tersebut. Seperti asbabul nuzul Al-Qur’an. Memahami asbabul wurud juga sangat penting dalam mempelajari ilmu hadits. Sebab kita harus memahami sebab-sebab adanya suatu hadits, sehingga kita bisa memahami maksud dari hadits yang dipelajari. Seseorang tidak akan bisa menguasai ilmu hadits tanpa ia mengetahui asbabul wurud dari hadits, begitulah ucapan para ulama ahli hadits.
Sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi di balik hadits, karena dapat membantu untuk memahami arti yang terkandung dalam hadits sepenuhnya. Selain itu, untuk memahami dan memaknai hadits serta dapat mengetahui hikmah-hikmah yang berkaitan dengan wurud hadits tersebut, atau untuk mengetahui kekhasan kontekstual makna hadits. Oleh karena itu, cara untuk mengetahui alasan wurudnya hadits adalah dengan melihat aspek riwayat dan historis terkait peristiwa wurudnya hadits.
Selain untuk lebih memahami tujuan dan makna hadits, pemahaman asbabul wurud juga dapat menjadi media untuk mencapai kredibilitas hadits. Oleh karena itu, memahami mengapa hadits ada dapat menjadi cara untuk membedakan mana hadits yang asli dan mana yang palsu. Karena di zaman fitnah seperti sekarang ini, banyak sekali hadits palsu yang bersliweran di kehidupan kita.
Dikarenakan banyaknya hadits palsu yang mengatasnamakan Nabi Muhammad SAW. Tentu saja sebagai muslim yang bijak, kita perlu mengatasi masalah tersebut dengan bijak pula. Agar kita terjauhkan dari kesesatan hadits palsu dan kita dapat lebih dekat dengan Allah SWT.
Asbab wurud al-hadits memegang peranan yang sangat penting dalam memahami hadits. Karena biasanya hadits yang disampaikan Rasulullah bersifat kasuistik, kultural, bahkan temporal. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan konteks historis asal-usul hadis.
Hal ini setidaknya menghindari kesalahpahaman ketika memahami makna hadits sehingga tidak terjebak pada teksnya saja, sementara konteksnya terabaikan atau ditepikan sama sekali.
Memahami asbabul wurud secara tidak langsung juga dapat mengetahui naskh mansukh suatu hadits dan dapat mengetahui musabbab (akibat). Selain itu, dapat membantu memahami dan menafsirkan hadits dan mengetahui hikmah terkait dari mandi hadits, atau kekhususan konteksnya, makna hadits. Pemahaman hadits yang mengabaikan peranan asbab wurud al-hadits akan cenderung kaku, literalis-skriptualis dan terkadang sulit beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Urgensi asbab wurud hadits dapat memahami isi hadits, mentakhsiskan makna yang umum, membatasi arti kemusykilan dan menunjukkan illat suatu hukum. Oleh karena itu, memahami asbab wurud hadits akan memudahkan untuk memahami apa yang dimaksud dengan hadits dan apa isinya. Tetapi seperti halnya Al-Qur’an yang tidak semua ayatnya memiliki asbab nuzul, tidak semua hadits memiliki asbab wurud.
Dengan demikian, asbab wurud al-hadits memiliki urgensi menurut Imam as-Suyuthi, antara lain adalah untuk:
- Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum
- Membatasi pengertian hadits yang masih mutlak
- Mentafshil (merinci) hadits yang masih bersifat global
- Menentukan ada atau tidaknya naskh-mansukh dalam suatu hadits
- Menjelaskan ‘illat (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum
- Menjelaskan maksud suatu hadits yang masih musykil (sulit dipahami)
Berkaitan dengan asbabul wurud, beberapa ulama mengemukakan metode referensi unutk memahami teks adalah sebab khususnya (bukan keumuman teksnya). Setiap asbabul wurud mencakup 3 (tiga) hal pokok, yaitu: (a) peristiwa, (b) pelaku, (c) waktu dan tempat. Tidak mungkin kita dapat menjelaskan keberadaan suatu peristiwa yang terjadi di lokasi tertentu dan selama periode waktu tertentu tanpa memahami siapa pelakunya.
Biodata Penulis
Nama : Dela Lusiana Kartini
Institusi : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
No. Telepon : 085727755287
Email : delalusianakartinii@gmail.com
Alamat : Nambangan, Kec. Grabag, Kab. Purworejo, Jawa Tengah.
Editor : Altri Ramadoni